Ku tapaki kenangan itu
Tak banyak senyum ku temui untukku
Tak banyak senyum ku temui untukku
Hanya air mata
yang mengalir deras setiap rindu kita bertemu
Aku hanya bisa
meraba-raba makna yang tersimpan dalam bulir bening yang mengalir dari matamu
Apakah kebahagiaan
yang tak terungkap, atau penyesalan yang teramat dalam
Yang sesak, bergerak
menumpahkan air mata itu…
Kau dan aku
membisu..
Itulah saat
terakhir aku dapat menjumpaimu
Lalu semua
terkubur bersama sang waktu
Kau tidur
bersama doa-doa dan harum bunga
Mereka membisikan
ketabahan kepadaku..
Mereka mengatakan
kau telah pergi..
Namun bagiku..kau
tak pernah pergi… kau tetap menemani…
Meski tak dapat
lagi kujumpai..
Papa..
Tahun yang
berganti tak pernah mampu membunuh rinduku
Ketika rasa itu
menyesak di hatiku
Kupanggil dirimu
sekeras-kerasnya di dalam dadaku
Entah di mana
kau bersembunyi bersama tuhan
Aku mohon..
Bisikan pada-Nya
agar senantiasa melindungiku,,
Bisikan pada-Nya
agar memberikanku selalu cahaya hidayah itu…
Selebihnya biarlah
aku berjalan…berlari..dan berjuang..
Dengan segala
petuahmu..
Bersama harapanmu
dulu…
Bandung,
17 Juli 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar