Kamis, 17 Juli 2014

Papa


Ku tapaki kenangan itu
Tak banyak senyum ku temui untukku
Hanya air mata yang mengalir deras setiap rindu kita bertemu
Aku hanya bisa meraba-raba makna yang tersimpan dalam bulir bening yang mengalir dari matamu
Apakah kebahagiaan yang tak terungkap, atau penyesalan yang teramat dalam
Yang sesak, bergerak menumpahkan air mata itu…
Kau dan aku membisu..

Itulah saat terakhir aku dapat menjumpaimu
Lalu semua terkubur bersama sang waktu
Kau tidur bersama doa-doa dan harum bunga
Mereka membisikan ketabahan kepadaku..
Mereka mengatakan kau telah pergi..
Namun bagiku..kau tak pernah pergi… kau tetap menemani…
Meski tak dapat lagi kujumpai..

Papa..
Tahun yang berganti tak pernah mampu membunuh rinduku
Ketika rasa itu menyesak di hatiku
Kupanggil dirimu sekeras-kerasnya di dalam dadaku
Entah di mana kau bersembunyi bersama tuhan

Aku mohon..
Bisikan pada-Nya agar senantiasa melindungiku,,
Bisikan pada-Nya agar memberikanku selalu cahaya hidayah itu…
Selebihnya biarlah aku berjalan…berlari..dan berjuang..
Dengan segala petuahmu..
Bersama harapanmu dulu…

Bandung, 17 Juli 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar